Dari Matras ke Monitor: Ketika Atlet Tradisional Menemukan Arena Baru di Esports
Dunia olahraga terus berevolusi, dan Indonesia tidak ketinggalan dalam gelombang perubahan ini. Fenomena menarik yang kini muncul adalah transisi atlet dari olahraga tradisional menuju panggung kompetitif esports. Ini bukan sekadar perubahan hobi, melainkan lompatan karir yang menuntut adaptasi dan penguasaan skillset baru.
Ambil contoh kasus hipotetis Bima, seorang atlet berprestasi di cabang olahraga Pencak Silat. Bertahun-tahun Bima mendedikasikan dirinya pada latihan fisik yang intens, disiplin mental, serta strategi tanding di atas matras. Ia meraih berbagai medali di tingkat regional dan nasional, mengharumkan nama daerahnya. Namun, seperti banyak atlet fisik, Bima mulai menghadapi batasan—baik dari segi potensi fisik yang mencapai puncak, atau peluang karir pasca-kompetisi yang terbatas.
Di tengah pencarian jalur baru, Bima menemukan esports. Awalnya hanya hobi, namun Bima menyadari bahwa disiplin, ketahanan mental, kemampuan analisis cepat, dan kerja sama tim yang ia asah di Pencak Silat sangat relevan di game kompetitif seperti Mobile Legends: Bang Bang (MLBB). Otak strategisnya yang terbiasa membaca gerakan lawan di gelanggang, kini digunakan untuk memprediksi pergerakan musuh di peta virtual. Refleks cepatnya beralih dari menangkis serangan fisik menjadi mengeksekusi skill dalam milidetik.
Dengan dedikasi yang sama besarnya, Bima mulai meniti karier di esports. Ia bergabung dengan tim lokal, berlatih berjam-jam, menganalisis pertandingan, dan terus mengasah kemampuan. Tidak butuh waktu lama, bakat dan etos kerjanya membuatnya menonjol. Ia berhasil menarik perhatian tim profesional dan kini menjadi salah satu pro player yang disegani di kancah MLBB Indonesia, dengan basis penggemar yang jauh lebih besar dan potensi pendapatan yang menjanjikan.
Kisah Bima bukan hanya tentang kesuksesan individu, tetapi juga cerminan legitimasi esports sebagai jalur karier yang menjanjikan. Ini menunjukkan bahwa bakat dan disiplin seorang atlet dapat bertransformasi lintas disiplin, menemukan arena baru yang relevan dengan era digital. Perjalanan Bima adalah bukti nyata adaptabilitas atlet Indonesia dan bagaimana esports membuka pintu bagi talenta-talenta yang mencari tantangan dan pengakuan di luar batas-batas olahraga konvensional. Fenomena ini diperkirakan akan terus berkembang, menciptakan lebih banyak kisah sukses dari matras ke monitor di masa depan.